Rabu, 23 November 2011

Antologi Pertamaku :)

KCCI bagi-bagi Novel

Masih pada ingatkan dengan event ababil yang pernah kita adain? Pemenangnya udah kita publikasiin. Nah, sesuai janji kita yang dulu, 20 naskah cerpen peserta yang masuk udah dibukuin. Inilah buku antologi ababilnya. Harganya gak mahal-mahal amat, Rp.44.300. hubungi aja www.leutikaprio.com untuk memesannya.

Jangan bersedih hati ya, bagi yang dulu cerpennya belum kepilih gak usah sedih. Kita bakal buat event kayak gitu lagi kok. Tenang aja! Untuk waktunya belum bisa kita pastikan, karena dananya akan kita ambil dari royalty terjualnya buku ababil ini nanti. Jadi pesan yang banyak ya…

Nah, Bagi sahabat KCCI pun kita ngadain event. Kita bakal bagi 2 buah novel. Bisa memilih, tentunya setelah kami berikan daftar buku yang tersedia. Caranya mudah. Cukup unggah (upload) cover buku ini di FB kalian masing-masing. Tag minimal 30 orang termasuk KCCI (Kumpulan Cerpen Cerbung Indie). Di kolom deskripsi gambar, copy paste aja tulisan ini dari awal sampe akhir!

Pemenangnya ditentukan murni oleh undian. Bukan karena berdasarkan like atau komentar. Jadi semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk dapetin novel dari kita.

Jika penjualannya lumayan, kita akan bagi-bagi novel lagi khusus buat kamu yang punya buku ini. Tapi jika royaltinya cukup untuk nerbitin buku lagi, ya kita bakal nerbitin lagi. Jadi, kalo kamu beli buku ini, kalian juga punya tiket untuk bisa jadi kontributor bersama yang lain!

Terakhir pemasangan Info ini tanggal 31 Desember ya, Nanti pengumuman yang berhak dapat novel gratis tangal 7 Januari!
Oke ya, Beli yang banyak…

Salam literasi.

_________________________________________________________

Alhamdulillah..
Itulah yang mungkin bisa saya ucapkan sekarang ini. Yeay! Seneng, seneng, seneng. Walaupun masih ngerasa ada sesuatu yang mengganjal, tapi saya tetep seneng dengan terbitnya buku ini. Antologi pertama saya, yang padahal saya sendiri gak tau gimana caranya cerpen asal-asalan milik saya bisa lolos dari 80 lebih cerpen yang masuk dan harus di seleksi. Yah, walaupun agak sedikit menyesal gak bisa ngasih yang terbaik buat antologi pertama ini, tapi aku ngerasa cukup seneng, eh seneng banget ding.. Hihihi. :D

Order dong yuuk di Leutika Prio, gampang caranya, harganya juga gak mahal-mahal banget, gak sampai jual diri kok *eh :P bercanda.. hihihi.

INI DIA COVERNYAAAA!!
Kewl, kan? B-)

Senin, 21 November 2011

Mentari Untukmu ( Flash Fiction )

*

Bulan. Masih seperti biasa, menjalankan tugasnya yang mulia untuk menerangi langit malam dengan kokohnya.

Bintang.Terlihat indah tertampak menghiasi kelamnya langit malam, menemani bulan dalam menunaikan tugasnya.

Matahari. Kemanakah ia malam ini? Mengapa ia tak tampak? Menurut teori Heliosentris kan, matahari itu pusat tata surya.Namun, saat langit berubah mencekam, mengapa ia justru pergi? Mengapa?

*

Aku memang bodoh, tiap malam aku menyendiri, duduk disini. Hanya untuk merenungkan pertanyaan bodoh seperti itu. Kemanakah matahari saat malam hari?

*

"Indah banget yah, Io.."Aku tersenyum, melihat ke gadisku yang saat ini sedang berada tepat disampingku, bersamaku, menatap langit malam ini. Patutlah aku bersyukur pada Tuhan, karna telah mempercayaiku untuk menjaga gadis ini. Anugerah terindah yang pernah ku miliki.

"Iya, Fy.."Balasku. Lalu tetap memperhatikan tiap lekuk ukiran alami Tuhan yang mendekati sempurna -bagiku amatlah sempurna- dihadapanku kini. Inginku menghentikan waktu, hanya sampai saat ini. Jangan ada lagi, jangan ada lagi.

"Bulan sama bintang selalu bersama ya, Io.. Membuat langit malam selalu tampak indah dengan keberadaan mereka,"
Aku hanya tersenyum, bahkan tak bisa berhenti tersenyum. Membiarkan lekuk wajahnya berkerut kebingungan, karna aku belum juga membalas ucapannya.

"Kalau disuruh milih, kamu mau jadi apa malam ini? Bulan, bintang, atau.. Matahari?"
Kulihat wajah cantiknya berfikir, lalu tersenyum semangat karna sepertinya ia akan menjawab pertanyaanku barusan.

"Aku.. Mau jadi bintang, Io.. Dan aku mau, kamu jadi bulan yah? Biar kita bisa sama-sama terus. Hihi"

Gadisku terkekeh dengan polosnya, ooh. Ingin sekali aku mencubit pipinya yang menggemaskan itu, terlihat bercahaya terpantulkan cahaya bulan.

"Aku gak mau jadi bulan, aku cuma ingin jadi matahari, Fy."
Kening Ify berkerut.

"Berarti kamu ga mau selalu nemenin aku dong, Io? Jahat ih kamu. Matahari itu egois yo,"

Aku tersenyum jahil melihat tuduhan kecil itu. Aku jahat? Oh tidak. Dia hanya belum tau apa alasanku ingin menjadi matahari.

"Aku ga mau selalu ada disamping kamu, tapi ga bisa berbuat apa-apa untuk kamu."

"Loh?"

"Kamu tau? Bulan mendapatkan cahayanya dari mana?"

Dahi gadis itu berkerut,"ng.. Matahari, ya?"

"Kamu tau kan, bulan itu ga bisa punya cahaya sendiri, ia selalu membutuhkan matahari untuk memperoleh sinarnya."

"Karna memang, bulan itu tidak akan bisa bersinar, jika tanpa matahari. Meskipun, matahari tak sedikitpun tampak di sekitar bulan saat langit malam datang."

Aku menghela nafas sebentar.
"Dan seperti matahari lah, aku ingin menjadi sepertinya"

"Walaupun tidak bisa selalu disamping bulan, walaupun ketika awan mendung menutupi kerlipan bintang, matahari tidak akan menghentikan sinarnya, tidak akan pernah. Meski sekalipun ia tak tampak."

"Dan bulan, akan terus menerangi langit malam, ketika matahari masih mampu memberikan sinarnya.""Haha. Aku bikin kamu bingung, ya? Jadi, masih mau jadi bintang?"

Dia tersenyum, Ify. Gadisku. Sepertinya kali ini dia sudah mengerti, dan aku? Sepertinya pun sudah mengerti, pertanyaanku diatas sudah terjawab saat ini."

Aku ingin jadi bulan, Yo.. Karna kalo aku jadi bulan, aku bisa dapet cahaya kamu terus, aku bisa ngerasa sama kamu terus. Hihi."

"Berarti, walaupun aku ga selalu disamping kamu, kamu percaya, kan? Kalo aku akan selalu ada, buat kamu?"

Kulihat ia berfikir sejenak, lalu tersenyum mantap. Memberikan senyum terbaiknya malam ini, senyum yang mungkin untuk keterakhir kalinya untuk aku nikmati keindahannya.

'Aku sudah tenang ninggalin kamu, Fy..'

Kali ini, aku benar-benar memeluknya, membuat tubuhku dan tubuhnya seakan menyatu, merasakan bau wangi yang khas pada tubuh gadis ini, dan aku ingin waktu ini berputar hanya sampai saat ini saja. Agar meskipun waktuku telah usai, aku masih ada dalam pelukannya.

Dan benar saja, waktuku telah usai. Selamat jalan, Fy.. Semoga disaat kamu lepas pelukan ini, aku masih bisa lihat senyum kamu seperti biasanya, ya.. Karna aku, masih akan tetap jadi matahari untuk kamu, selalu ada untuk kamu, walaupun kenyataan pahitnya, aku tidak bisa selalu ada di dekat kamu. :)

-The End-

Minggu, 20 November 2011

Kopi Daraaaaat :D

Yapyipyaaaauuw!

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakaaaatuuuhh!

Asik deh, salam saya sempurna banget ya? Wooyadong, secara saya lagi seneng Hari gitu loh. Tau gak kenapa? Nggak tau kan? Ndeso!


Haha. Hari ini, sudah dari awalnya membuat hati saya gak tenang, perasaan saya gak karuan, jantung saya empot-empotan. Nggak, saya bukan karena lagi kena serangan jantung, ketiban uang kaget, apalagi sakaw gara-gara kehabisan obat. Apaan sih? Nggak jelas, yah? Bodok.

Pagi tadi saya bangun lebih telat, sekitar pukul 05.30 Waktu Indonesia Barat. :p
Bagi saya, bangun jam segitu tuh udah kesiangan. Kalo jam segitu saya belum bangun, bisa-bisa kasur saya jadi sumber mata air dadakan. Banjir bandang. Tapi berhubung saya emang lagi halangan untuk sholat, nenek saya gak begitu ngusik pas saya bangun agak siangan gitu...
Ah, to the point deh! Muter-muter aja.
Pas saya bangun, saya buru-buru nyari HaPe, yang sejak tadi malam dengan biadabnya saya tusuk sama colokan berlistrik. Dengan refleks, (ketahuan udah biasa), saya langsung buka facebook, memang selalu ada sensasi berbeda, disaat kolom inbox menyembulkan angka 1 di samping kanannya.
Prikitiew!

Langsung ajaa yaah? Hihihi.
Sejujurnyaaa, hari ini saya seneng. Haha, nggak tau kenapa loh senengnya (bohong!), yah intinya saya seneng bisa kopi darat sama Pangee, sama temennya Pangee juga, walaupun kopdarnya sama sekali 'nggak memuaskan'. Hah.. Berasa ancur banget deh.. Intinya: Jalan-jalannya gak tenang, saya resah terus sepanjang perjalanan. Fiuh.

Oh ya, kesan pertama saya ngeliat Pangee. Umm, pertama:
* Ternyata badannya Pangee gak seperti yang saya bayangkan sebelumnya, tinggi, gede, kayak oom-oom hidung bolong (?) gitu. Tapi aslinya Pangee lebih imut, suaranya apalagi. Kayk anak kecil. Muihihihi.
* Ternyata Pangee itu genit! Beuh, berapa kali dia coba genitin saya, tapi sori aja, saya beda, saya gak bisa diperlakukan sama seperti 'mereka'. Hiyaaaaaaatt!
* Ternyata Pangee romantis. Umm, romantis nggak, sih? Ya gitu deh, yaaaa... gitu dehhh. Hihi. Dikasih kado ulang tahun doong sama Pangeee. Novel yang tebelnya naujubilah, judulnya 'Ranah 3 Warna'. Hum, saya bakal tuntasin novel ini! Suwer, saya gak pernah baca novel setebel ini. Biasanya sih udah mumet duluan.
* Ternyata Pangee itu orangnya sabar. Yup! Saya liat dia sabar kok nungguin bus transJakarta yang tak kunjung datang, padahal udah satu jam-an tuh.
* Ternyata Pangee itu setia sama teman. Hihihi, tadinya kak Dimas itu mau nginep di Jakarta buat nobar Final SeaGames sepak bola di depan GBK, tapi apadaya.. Sempet mikirin juga, ngebayangin mereka luntang-lantung dijalanan cuma buat nungguin besok malem. It's so suram.
* Ternyata Pangee itu......... Gaganteng. Alah! Ini mah semua olang juga udah pada tau. Mihihih. :P
* Ternyata Pangee ituuuuuu bikin kangeeeeen. Eaaaaa. Apaan sih?

 Wah, intinya begitu dah. Saya mau minta maaaf sama Pangee, karena seperempat harian tadi muka saya ditekuk melulu, bete terus, yah seperti tadi lah.. Maafkan dakuww kakak. Maafkan T.T

Hahaha. Segitu aja deh, makin gajebs aja nih tulisan. Paypaaaay!

Kamis, 17 November 2011

Butuh Motivasi

Assalamualaikum..


hmmmppptt... *tarik napas*
hh.. Oke, bismillah.

Emm, hallo?
Kerasa lama banget gak sih gue gak ngunjungin blog ini? Kayak udah berabad-abad lamanya gitu gak gue tengok, pas gue buka lagi situs www.blogger.com, berasa ada sensasi baru. Pas gue tulis alamat email ples password blog yang gue emang lupa-lupa ingat, tring! Ternyata hasilnya.. Bisa kebukaaa!!
Yeah, dengan bermodal laptop yang gue pinjem dari oom gue yang super duper nyebelin itu, dengan santainya langsung membawa gue masuk ke dasbor yang ternyata dindingnya udah penuh sama sarang onta, tikus seliweran kesana-kemari, lantainya ngeres, dan saking lamanya udah ditinggalin, gue ampe lupa buat masuk ke dala blognya gimana. Yaampun. Haha, intinya: Blog gue gak keurus. Biar juga, ini blog dulu sempat jadi tempat gue nyurahin emosi gue tanpa bisa diliat orang banyak. Ecieee.

Well, mau tau darimana gue dapet ilham buat buka lagi blog kacang-kacangan ini?

Yap, hari Rabu minggu kemarin, pelajaran paling makmur sejagad IPA 3 dengan tumben banget ngasih materi, jarang-jarang nih. Bu Sekar nyuruh anak-anak buat pada bikin blog, wew.. gue nyengir sumringah dong yah. Yang namanya ngotak-ngatik blog, gue udah sering. Malah ampe acak-acakan kayak gini, dengan pedenya gue bilang ke bu Sekar "Kalo yang udah punya, gimana bu?"
asik asik, kata bu Sekar, gue disuruh nulis alamat  blog gue di kertas absen. Gue tulis deh. Terus katanya, itu blog nantinya bakal diliat-liat sama bu Sekar. Etdah, pikiran gue langsung menerawang. Malu banget kalo seandainya blog sampah gue ini diliat-liat sama guru se-kece bu Sekar. Banyak cerita sama curcolan gak penting gue disini.

Yap, akhirnya... gue mutusin buat kembali aktif di blog, walaupun gak bakal sering-sering juga.

Oh ya, ngomongin soal judul entri ini, Butuh Motivasi?
Betul banget. Sekarang, gue lagi bener-bener butuh motivasi. Motivasi buat nulis.
Dulu, pas jaman-jamannya FF Idola Cilik, gue semangat banget sama yang namanya nulis. Apapun, apapun itu yang ada di pikiran gue, gue tulis. Gue gak peduli tulisan gue ancur, gak merhatiin tanda baca, ah, yang penting yang gue rasain, gue tulis. Waktu itu, gue emang belum ngerti apa-apa tentang aturan nulis. Kerjaan gue cuma mengkhayal, terus gue tulis apa yang saat itu gue pikirin, dan alhamdulillah, saat itu gue dapet respon baik dari temen-temen yang baca tulisan gue. (Sumpah, paragraf ini terkesan ngesok banget. Cih!)

Tapi gue gak bohong, gue sering banget nulis cerbung, atau cerpen dengan tokoh Idola Cilik, dan itu, bikin gue semangat, dan punya mimpi buat jadi penulis. Ngok banget, kan?

Tulisan gue mulai rapih, setelah gue kenal Jannah. Yep, Nurjannah. Dia yang ngebuka pikiran gue dalam dunia menulis. Dia yang ngenalin gue dengan segala macem tata cara dalam menulis, tanda baca lah, apa lah. Dan dia juga yang bikin gue bisa kenal sama banyak penulis yang hebat-hebat, senior, dan karyanya diakui banyak orang. Beuh~

Saat itu juga, nyali gue ciut. Otak gue mandek, gak ngerti. Padahal saat itum gue malah jadi sering baca banyak tulisan keren, ilmu-ilmu yang disebarin sama penulis-penulis di grup-grup menulis kayak grup Cendol, Taman Sastra, Hirawling Kingdom, dan lain-lain.

Tapi itu semua, justru bikin gue minder, ngerasa di sekitar gue udah banyak penulis-penulis hebat.

Fiuh..
Gue ngerasa makin jauh sama keinginan gue buat jadi penulis. Berat! menurut gue.

Padahal dulu gue sering bilang, nulis mah gak perlu dipaksa, nulis mah menurut perasaan, apa yang dirasain saat itu, tulis.. Pasti bakal jadi sesuatu yang keren.

Tapi sekarang, gue gak bisa kayak gitu T/T

Banyak yang udah ngasih gue semangat buat nulis lagi, yah, banyak. Tapi tetep, susah banget T.T

Saya butuh motivasi nih, entah itu dalam bentuk apa. Tapi saya butuh banget yang namanya.. Motivasi. (y)

Wahaha. Tuh kan, tulisan gue lagi-lagi gak jelas. Hiks. Sedih, yah?
Gak papa, lagi usaha nih, buat punya semangat nulis lagi. :))

Gue rasa cukup, udahan dulu aah.

Oh iyaaa, SELAMAT ENAM BELAS TAHUN PUTRIII!!!
Sekaseek, sekarang gue udah enam belas tahuuuun, yeah, moga bisa tambah dewasa aja yaaa, lebih baik segala-galanyaa. Ehem. Tiap tahun emang gak ada yang spesial, tapi gue punya harapan besar di tahun depan, semoga bisa lebih baik, ada perubahaan. Amin.

Dadaaah :D

Selasa, 08 November 2011

The Mention (Trio Sarap Story)

Malik P.O.V.

Gue pernah mikir, lebih baik mati daripada hidup kayak gini doang. Hidup yang sama sekali nggak ada gunanya dan terlalu datar. Flat. Gue selalu pengen mati. Tapi belakangan ini, keinginan gue itu berkurang. Dan gue mulai ngejalanin hidup apa adanya gue. Karena gueudah ngedapetin sahabat yang bener-bener sahabat. Mereka ngertiin gue. Mereka segalanya buat gue.  Mereka.. Putri dan Ria. Mereka, Trio Sarap.

Tapi.. Sekarang semua berubah. Saat kematian malah neror gue. Gue yang dulu ngejar kematian, sekarang malah  'dia' yang neror gue. Gue takut. Gue takut!

***

Mac book yang ada di depan gue, gue biarin nyala. Bingung mau ngapain. Nyokap, bokap sama Ozy lagi ke rumah sodara. Kemungkinan nginep malam ini soalnya udah lewat dari jam 11 malem sih. Gue masih bangun gara-gara insom gue kambuh deh kayaknya.

Gue buang napas keras. Bosen juga sendirian. Walaupun gue lagi online twitter, tapi apa gunanya kalo nggak ada yang mention.  Dalem ati gue tereak kayak orang frustasi ditinggal istri. Siapapun, apapun, atau setan sekalipuun yang gue maksud disini poconggg, ayo dong mention gue!

Ting. Ada new tweet di bagian Mention. Gue bersorak dalem hati. Akhirnya kan gue nggak perlu diem-dieman kayak kungkong congek. Tapi pass gue buka tweetnya, gue cengok. Bingung hatiku *Halah. Itu mention dari acc @ItsJoker. Joker? Badut yang serem itu? Yang mukanya kayak.. Tessy? (?)

Hahah. Gue ngarepnya sih dapet mention dari @poconggg. Setan yang terkenal itu, tapi, malah setan badut ginian. Terkenal sih, tapikan gue nggak tahu siapa gerangan Joker itu. Kan aneh aja kalo tau-tau dia mention gue. Iya nggak sih? Isinya..

@ItsJoker: @MalikSRP Gue dicium cewek!!

Gue yang blah bloh kayak orang bego jadi makin cengo gara-gara mention itu. Gue pikir dia itu orang luar negeri, bule-bule gitu. Eh tau-taunya.. lokal. Lagian kata-katanya sok deket banget. Buat apa dia curhat ke gue coba? Emg nggak ada temen twitter lainnya? Gue coba liat profile twitternya.

Makin lebar deh mulut gue yang menganga itu. Gue liat list followersnya.. kosong. Haha! Nggak eksis berarti nih setan bule lokal. Buktinya nggak ada yang ngefollow dia. Tapi pas gue liat list followingnya.. lah, kok, dia banyak ngefollow orang-orang yang.. Udah mati?

Blug!

AH! Gue memekik kayak orang kejepit. Reflek gue nengok ke belakang. Gue jelas-jelas gak salah denger 'kan? Tadi itu suara kulkas ketutup. Kenceng. Jelas. Banget. Gue sempet mikir kalo itu bokap gue. Mungkin aja kan? Mana mungkin pintu kulkas yang ketutup rapet daritadi tau-tau ketutup lagi? Masa iya.. Setan? Glek. Nggak percaya.

"Beh? Udah balik? Ozy sama mama mana?" Tanya gue sambil jalan ke belakang. Karena kamar gue paling depan. Deket pintu sama ruang tamu. Gue clingukan nengok ke kanan kiri di dapur. Nggak ada. Jadi, tadi siapa yang nutup pintu kulkas?

Gue ngelirik kulkas yang nggak terlalu gede itu. Mungkin salah denger. Gue bergumam sambil jalan ke kamar gue lagi. Tapi, gue bener-bener bisa ngerasain hawa beda di deket kulkas tadi. Kayak ada yang, ngeliatin gue. Walau mungkin gue nggak ngeliat dia, gue rasa dia natep gue. Bneran. Di depan pintu kulkas itu.


" Huh. Bales seadanya ajalah mentionnya dia tadi."

Tangan gue lincah neken-neken tunyukan(?) yang ada di Macbook itu.

@MalikSRP Congratulation! :D RT @ItsJoker: @MalikSRP Gue dicium cewek!

Done. Langsung gue log-out dan naro tuh macbook deket kasur gue. Ngambil selimut. Tidur.


***

Kamis, 8 september 2011.

Hari ini gue sekolah. Nggak ada niatan banget sumpah. Padahal masih hari baru setelah liburan panjang. Nggak panjang sih, cuma 2minggu. Itupun kurang sehari! Sebenernya sih nggapapa ya sekolah, toh udah takdir pelajar juga. Tapi pas inget fisika, gue langsung parno. Takut disuruh maju ngerjain tugas. Aduh mati.

Gue clingukan nyari bis. Iya, gue di halte. Ngenes kan? Pagi-pagi gini udah nungguin bis. Mana lagi nih bisnya. Ngeselin amat ditungguin malah ngga ada yang lewat. Mata gue bertumbuk ke cewek yang dateng dari sisi kanan gue. Cantik. Manis. Ah, gue tarik kata-kata gue yang gue bilang ngenes nunggu pagi-pagi di halte bis. Ini mah rejeki. Hehe.

Aduh, itu cewek ngedeket ke gue. Hihi. Ehem, asem gue grogi wkwk!

" Hai." Katanya.

"E.. Hai." Bales gue agak gagap. Dia cantik, banget. Umh, coba aja gue dicium dia. Wkwk aduh kenapa gue ngeres gini?

Tapi, tiba-tiba aja dia ngedeket dan.. Nyium pipi gue! Gue yang ngga siap langsung ngedorong dia biar ngejauh. Kaget. Tapi abis dia ngedorong gue, bukannya marah eh dia malah senyum makin manis. Jadi makin salah tingkah gue nih. Fiuh, untungnya ga perlu nunggu lama lagi, gue langsung lari ke bus yang kebetulan lewat. Ninggalin cewek agresif itu. Brrrr..
***

Bis yang gue naekin udah pergi beberapa menit yang lalu. Tapi gue masih aja ada di seberang sekolahan. Sekolahan gue, Ria sama Putri emang di pinggir jalan. Ets, walaupun gitu skolahan gue itu SSI lho. Skolah Standart International. Keren kan, orang sarap kayak kami bisa masuk skolah begituan.

Gara-gara bosen, gue nengok kanan kiri ngeliatin kendaraan yang daritadi bersliweran sejauh mata memandang. Padahal masih pagi, tapi jalanan udah penuh berjubel badan mobil aja. Tapi, tiba-tiba aja ada pemandangan yang EHEM banget. Gimana enggak coba. Ada orang botak, bajunya kendor banget, nggak nengok kanan kiri, make sarung doang, ngupil lagi!

Ampun gue pengen ngakak! Hp yang bergetar daritadi gue kacangin. Penampakanorang botak ditambah ngupil itu langka banget mamen wkwk!

Jadi kepikiran pengen update twitter. Kira-kira isinya gini kali ya biar sarap:

"Ampun, gue liat orang botak, make sarung, ngupil lagi wkwk!" Tapi mulut gue tiba-tiba aja nyeplos..

" Coba aja ketabrak mobil.."

BRAK!!

Gue mangap! Shock! YaAllah gue cuman asal nyeplos! Tapi.. Badan orang itu udah bedarah di jalanan, kepalanya misah dari badannya yang kebelah. Kepalanya.. Nggak ada!! Sumpah-serem-banget. Gue nutup mulut yang nganga itu, badan gue bergetar ga karuan. Mata gue ini.. Udah ngeliat mayat yang mati di depan gue!

Orang-orang di sekitar tempat itu langsung ngegrombol kayak tawon ke tempat orang itu. Sementara badan gue yang kurus-ceking-kerontang- lemes- itu gue coba seret ngejauh. Sebelom gue kedorong orang yang dengan baik hatinya -atau malah begonya- ngedeketin badan tanpa nyawa itu. Yang kondisinya bener-bener.. Nyeremin!

Tapi sebelom gue bener-bener ngelangkah -karena berat dan lemes- , kaki gue nendang sesuatu. Gue nunduk. Aaaa!! Kepala bapak-bapak itu, Gue tendang! Gue lari sekenceng-kencengnya. Nggak mau nginget kejadian tadi. Gue takut. Takut!

***

Tatapan gue sayu ke depan lorong kelas. Sepi. Paling mereka lagi pada heboh ngeliatin kecelakaan itu. Gue pusing, darahnya banyak banget. Serem. Banget. Tanpa sadar gue ngegeleng-geeng kepala.

"Malik!" Seru seseorang dari belakang gue. Ogah-ogahan akhirnya gue nengok juga. Jidat gue mengkerut di tengah-tengah. Dia lari-ngos-ngosan ke arah gue. Di tangannya ada boneka, yang keliatannya serem sih. Tunggu.. Joker? Itu boneka Joker?

Abis dia bener-bener bisa netralin keadaannya lagi, dia natep gue.

"Ini, boneka lo. Pulang sekolah lo dipanggil bu Elly, disuruh ke ruangannya."

Gue ngangguk-ngangguk sambil ngernyit hebat mantengin boneka itu.

"Nama lo siap.. pa? Lho?" Ko ngga ada? Tanya gue dalem hati. Mata gue memburu(?) cowok tadi. Cowok yang make topi kayak kupluk merah trus ada bandul putih di ujungnya. Percis kayak..

"Boneka Joker yang gue pegang." Gue nelen ludah. Lagi-lagi, gue menggeleng samar.
***

" Lik, bisa nggak lo jauhin boneka itu dari meja? Itu sumpah serem banget!" Cicit Putri di depan gue. Gue mencibir,

" Ya lo jangan nengok lah Put. Udah tau ini meja gue. Suka-suka gue dong Yaa.." Dia langsung monyongin bibirnya yang tipis banget itu. Bikin sirik.

"Lo dapet darimana boneka itu?" Sekarang Ria yang nanya. Gue rada males ngejawab, soalnya pasti ceritanya bakal ngerembet ke kejadian tabrak maut itu. Males gue ngebahas darah. Hih. Gue lebih milih maenin hp sambil online twitter. Liat mention. Cengok lagi. Ada mention dari @ItsJoker . Gue mulai penasaran sama orang ini.

@ItsJoker @MalikSRP: Ampun, gue liat orang botak, make sarung, ngupil lagi wkwk! Coba aja ketabrak mobil..

Perlu beberapa menitbuat gue nyeplos..

"Ko, mirip sama kata-kata gue tadi..?"

"Hah?" Ria langsung nyamber. Padahal gue ga lagi ngomong sama dia,

"Hah?" Tanya gue lagi. Dia malah mukul pundak gue. "Gue nanya malah balik nanya." Dia ngelengos ke samping kiri. Posisi kami emang aneh tiap saatnya. Kadang yang disamping gue itu Putri, kadang Ria. Sama kayak sekarang.

"Hhe sorry. Gue lagi nggak konsen."

"Mau ceerita?"

Gue ngehela napas. Aneh sebenernya. Soalnya gue ga pernah curhat sebegini susahnya. Awalnya itu gimana aja gue bingung. Sampe akhirnya gue mutusin untuk cerita dari kecelakaan itu aja. Nggak perlu nyeritain @ItsJoker itu siapa. Toh gue juga nggatau siapa dia.

"Salahnya siapa ga langsung nyebrang. Malah diem di trotoar gitu aja." Putri mencibir lagi.

" Trus? Salah gue? Salah emak gue? Salah bokap gue? Salah adek gue? Sa-"

"Lo gapunya adek" potong Ria

"Oh ya. Salah pacar gue?"

" Lo juga gapunya pacar." Gue ngedengus.

" Ngomong-ngomong soal cewek.. Tadi pagi gue dicium cewek lho." Kata gue nyantai sambil maenin hp.

"Hah?!"

" Biasa deh Put."

" Lo dicium cewek?" Tanya Ria. Kedengeran sinis,"Iya."

"Ko bisa?"

"Ceritanya panjang"

"Cerita gak?" Paksanya. Gue melengos.

"Jadi, ceritanya gue semalem dapet mention dari joker. @ItsJoker usnamenya." Dan bla-bla-bla. Gue ceritain nyampe akhirnya gue dicium cewek.

Tapi.. Ria tiba-tiba aja nepuk bahuguelagi. Matanya garang. Tapi yang bikin gue bingung, dia malah nanya

" Jadi cerita gak kenapa lo bisa dicium cewek?" Gue ngernyit. Bingung.

"Hah? Bukannya gue udah cerita ke elo ya, Dok?" Tanya gue. Jujur aja gue bingung. Bukannya gue tadi udah cerita ke dia semuanya ya?

Dia mendengus. Mukanya ga natep gue lagi.

" Paan. Lo daritadi maenin hp sambil melukin Joker dari tadi." Reflek gue natep boneka itu. Aneh. Kenapa itu boneka malah ada di pelukan gue?!

Gue geleng-geleng. "Kayaknya gue makin sarap deh, Dok."

***

Sebelom gue bener-bener ke ruangan bu Elly, gue mau ngeek mention dulu. Kali aja ada mention dari orang sableng itu. Pengen gue block ajadeh rasanya. Ngeselin banget.  Tapi tiba-tiba aja rasanya kaki gue kram. Mentionnya isinya..

@ItsJoker: @MalikSRP I saw i saw!! Cowok baju putih. SEREM BANGET KAYAK SETAN!

Sendi-sendi gue lemes rasanya. Galau, mau ke ruangan bu Elly apa kagak. Gue kesono, takut bakal kejadian sesuatu yang aneh lagi sesuai mention itu. Napas gue memburu. Bener-bener kayak dengusan. Gue tatap sekeliling. Gue udah ada di depan pintu kelas, di lorong sepi. Jantung gue kenceng banget berdetaknya.

BRAK!

Bangke! Gue nyaris loncat saking kagetnya! Permen kristal bening yang gue emut sampe ketelen langsung. Untung aja nggak keselek guenya! Baru aja pengen nengok buat ngedmprat yang iseng nutup pintu kenceng banget itu. Tapi langsung sadar kalo gue itu bener-bener-sendirian-di-depan-kelas-ini. Ga perlu nunggu 3 detik, gue udah lenyap dari depan kelas itu.
***

"Mana? Katanya gue dipanggil? Sepi gini." Celoteh gue dengan kencengnya. Niatan buat ngilangin sunyi di ruangan itu sebenernya. Gue takut mama! Bangke bangke bangke laknat! Dan sejuta umpatan lain keluar dari mulut gue tanpa malu-malu. Gimana enggak coba, gue diruangan sepi gini, tau-tau pintunya kekonci dari luar!

Tapi, dengan sok beraninya gue ngedeketin poto-poto yang gatau datengnya dari mana tau-tau ada di bawah gue. Poto tahun 1993? Hah? Itu jadul banget. Kata gue. Tapi gue liat dengan teliti. Cowok, senyumnya.. serem. Make topi merah berbantul di ujungnya. Cowok itu?! Gue liat namanya.

Jo Kertanegara. Glek. Ga sengaja gue ngeliat pajangan koran yang udah dibingkai. Lusuh. Mata gue ngelebar ngeliat jelas-jelas tulisan segede godem itu. Walaupun udah gak karuan jeleknya.

MURID SMA TANAH KUSIR MENINGGAL SETELAH DIKERJAI OLEH KAKAK KELASNYA

Gue hampir nangis. Ditambah bunyi kriet dari lemari yang di ujung ruangan itu. Mama tolong malik!! Gue ga berani nengok. Tolong jangan paksa gue!! Eh gue nengok ke samping kanan gue, boneka joker itu kan udah gue tinggal di kelas, kenapa ada di meja kantor guru?!

Tapi, tiba-tiba aja itu lemari ngejeblak kebuka. Dan begonya refleks gue kuat banget. Gue nengok akhirnya. AllahuAkbar!! Anak yang tadi pagi ngobrol sama gue, sekarang kegantung di pintu lemari jati itu, masang senyum setinggi-tingginya nyampe bates pipi. Natep gue dengan mata tajemnya!!!

"AAAAA BUKAAAAA!!!!"
***


@ItsJoker: @MalikSRP I scared, but i cant scream!

Gue nangis sejadi-jadinya. Pantes aja aneh, kenapa dari banyaknya saksi, gue doang yang dipanggil ke ruang guru untuk dimintain kesaksiannya. Harusnya gue sadar, orang yang manggil gue itu gak napak tanah. Untung aja pak Bonar dengan sigap datengngebukain pintu ruang guru. Kalo kaga, mungkin gue mati saat itu juga.

Orang tua sama Ozy belom juga balik. Padahal janjinya sore tadi udah pulang. Tapi sekarang gue malah sendirian lagi. Dan sialnya insom gue kambuh. Gue takut. Selimut tebel udah nutupin badan gue sepenuhnya. Tapi, kuping gue jelas banget ngedengerr derit kayu kasur gue itu. YaAllah, takut.

Dari balik selimut, gue ngintip di sela-sela lobang selimut. Jantung gue berdebar- debar ga karuan. Tunggu, ko derit kasurnya makin.. Keras?! Gue sibak makin kebuka lagi. Nyaris gue ga bisa napas saking kagetnya.

Boneka  Joker yang gue buang ke sungai sebelom nyampe rumah tadi, loncat-loncat kayak anak kecil di kasur gue!!!

Gue tutup selimutnya lagi. Nangis. "Mamaa.." Lirih gue dalem hati saking takutnya.

" I scared, but i can scream.."
***

" Gue mau cerita." Kata gue di Coffee Bean tempat gue, Ria sama Putri nongkrong. Mata gue jelas banget sembab.

"Sebenernya, gue pengen cerita ini kemarin. Tapi gue takut sama.. Boneka Joker yyang gue bawa itu." Bisik gue lirih.

Ria sama Putri adu pandang. "Lik, bukannya gue gamau ngedengerin cerita lo, tapi.. Boneka Joker lo tu.. Ada di tas lo tuh." Sambil gemeteran, gue nengok ke samping kanan. Ah! Gue lempar tas gue tadi. Kaget bukan kepalang. Tau-tau aja boneka joker itu ada di samping kanan gue dengan senyumnya yang mengerikan. Bukan cuma itu, tadi gue liat boneka itu juga.. Kedip!

"Sebelum ini, gue dapet teror. Gue dimention sama acc email gila!"

Author p.o.v.

" Argh! Gue pengen mutusin kepala gue aja biar gausah ngeliat setan itu lagi!!!" Pendatang di Coffee Bean itu menatapi Malik semuanya. Bingung. Kesal karena mungkin mereka berpikiran ' Pagi-pagi udah gila'

Tiba-tiba sebuah truk menabrak tempat itu, memecahkan kaca sebagai dindingnya dan menabrak tubuh Malik yang posisinya berdekatan dengan dinding itu. Kaca yang terlempar mengenai tepat di lehernya. Menebas dan memutuskan kepala dengan tubuh Malik hingga putus. Hingga Malik tak bernyawa.

@ItsJoker: @MalikSRP Argh! Gue pengen mutusin kepala gue aja biar gausah ngeliat setan itu lagi!!

Putri membaca mention dari seseorang itu. Menatap tubuh Malik yang mengenaskan. Apa mungkin..

###

Semua yang terjadi di dunia ini, telah terangkai dengan indahnya oleh sang pencipta. Ada yang masih bisa berubah, namun ada yang memang telah ditetapkan. Termasuk juga, kematian.

###

Putri P.O.V

Bayangan itu selalu ngelilingin gue, semua yang terjadi waktu itu memang terekam sangat jelas dalam memori otak gue. Semuanya! Sampai kejadian naas itu pun..

BRAKK!

Gue terbangun. Dengan refleks menoleh ke arah jendela kamar gue yang terbuka lebar malam itu. Dingin. Entah untuk yang keberapa kalinya gue selalu kayak gini. Tidur, dan selalu terbangun dengan mimpi aneh itu. Oke, mimpi itu nggak aneh. Tapi mimpi itu..

Malik. Gue gak ngerti, kenapa setelah kematian Malik yang terkesan ‘gak wajar’ itu, hidup gue selalu gak tenang. Semua yang ada disekitar gue seolah berusaha ngejar, yang akhirnya selalu bikin gue depresi dan ingin teriak. Sumpah! Gue gak sanggup.

###

Tiba-tiba sebuah truk menabrak tempat itu, memecahkan kaca sebagai dindingnya dan menabrak tubuh Malik yang posisinya berdekatan dengan dinding itu. Kaca yang terlempar mengenai tepat di lehernya. Menebas dan memutuskan kepala dengan tubuh Malik hingga putus. Hingga Malik tak bernyawa.

ARGHHH!!

“CUKUP! CUKUP!” teriak gue cukup nyaring. Yang gak sadar kalo gue gak sendirian dirumah itu.

@ItsJoker: @MalikSRP Argh! Gue pengen mutusin kepala gue aja biar gausah ngeliat setan itu lagi!!

“HAAAAAAAAAAHHH. Hh..Hh..” gue nangis. Sumpah, gue gak kuat. Semua itu masih terbayang jelas banget di otak gue, bener-bener jelas. Itu, bikin gue ngerasa ada yang janggal dari semua ini, dan gak ikhlas dengan kepergian Malik. “Sebenernya, itu acc apaan sih?!”

Ceklek.

“Heh, Put. Kenapa teriak-teriak? Berisik aja. Mandi sana, bentar lagi subuh.”
Bagus. Teriakan gue ngebangunin orang satu rumah.

“Iyah, sebentar.”

“Kenapa? Mimpi?”

Gue cuma bisa ngangguk.

“Istigfar yang banyak. Sekarang mandi terus sholat subuh. Eh, itu jendelanya tutup! Banyak nyamuk ntar.”

Gue yang gak ngejawab, malah justru ngeliatin jendela kamar yang masih buka-tutup itu. Nenek pun keluar, gue masih coba nenangin diri dulu di kamar. “Its, Joker?”

***

Abis mandi, gue duduk sebentar di pinggir kasur. Lalu ngambil HP  gue yang tergeletak di atasnya.

1 Messeges Received.

“Ria?”
_________________________________________________
From: Ria Sarapes

Put, gue nggak kuat. Gue gak bisa tidur sampe sekarang. Gue kangen Malik. :(
_________________________________________________

Hah. Udah berapa kali Ria kirim sms semacam ini, gue harus gimana? Nenangin? Udah sering. Gak mempan. Masa gue harus bangunin Malik buat ngehibur Ria? Gila.
Gue mutusin buat mengabaikan sms itu, gue kembaliin ke menu awal. Jari-jari gue refleks neken tombol di HP gue buat buka twitter. TL gue pun muncul, eh? Sepi banget! Yang ada Cuma tweet dari acc yang gak jelas gitu.

“Biasanya Malik jam segini suka nge-tweet loh.” Gumam gue asal-asalan.

“Astagfirullah! Putri bego. Ih.”

Gue lempar lagi HP gue ke kasur, yang ternyata belum sempet gue log out twitternya. Terus siap-siap berangkat sekolah.

*

Pagi ini gak ada yang spesial, biasa banget. Gue jalan kaki ke jalan raya buat nunggu bis disana, bener-bener gak semangat, jalan nunduk sambil neken-neken keypad di HP. Hah, HP sepi, jalan sepi, sepi banget!
Kehilangan sahabat itu, emang gak enak, yah. Kayak ada yang ilang. Bener-bener ilang. Gue jadi inget, dulu sering jalan beriringan Ria sama Malik kalo berangkat sekolah pas SD, tapi gara-gara rumah Ria pindah agak jauhan, dan Malik selalu berangkat pagi banget kalo sekolah, gue jadi nggak ada temen berangkat. Gue kan kalo sekolah telat mulu. Hihihi.

Hihihihihii.

“Eh??”
Gue nengok refleks ke belakang, itu suara siapa? Kok ada yang ngikutin gue ngikik? Gue celingukan. Mencoba cari sumber suara yang gue denger barusan. “Siapa yah?” gue nyeletuk pelan. Iya, pelan. Takut takut gue salah denger, ntar kalo ada yang ngeliat gue ngomong sendiri kan, bisa disangka sarap lagi.

Hihihiihi..

Kedengeran lagi? Ah! Itu dia!

“Eh? Siapa lo? Kok? Emm…”

Gue ngeliat sekitar. Sepi.

“Ngetawain gue, ya?” Tanya gue lagi. Eh itu bocah malah lari, terus masuk lewat ke balik pintu seng yang udah karatan itu. Itu kalo gak salah, gudang tempat penyimpanan bahan baker yang udah gak kepake. Tinggal drum-drum bekas yang udah karatan gitu.

“Dih? Sarap dasar. Tapi itu siapa, ya? Perasaan gue nggak pernah liat deh. Eh? Gue lupa ding mukanya kayak apa tadi. Hihi, bodo lah, gak penting.” Pikir gue yang ngelanjutin jalan. Setelah ketemu angkot yang bakal nganter ke sekolah, gue naik.

***

Gue turun dari angkot yang barusan aja gue naikin. Buru-buru bayar ke abang angkotnya.

“Dek, kurang nih.” Kata si abang angkot pas gue ngasih uang seribuan.

“Heh? Anak sekolahan, bang! Enak aja. Biasa juga segitu.” Sahut gue misuh-misuh. Gak terima.

“Eneng berat tau, tambah serebu lagi.” Dih? Gue melotot.

“MAKSUD?”

Si abang angkot meringis. “Iyaudah, tambah gopek.” Katanya, gue manyun.

“MAKAN, NIH!” gue nyodorin uang gopekan bekas ngerokin badan nenek semalem dengan kasar. Gue ngelirik monol ungu yang masih anteng di tangan kiri gue. 06.45! Gilaaa!!! Telat lima belas menit mameeeeennn!

Gue lari sprint, dengan rumus kecepatan Q = M.C.∆T.
Oke gue salah, ternyata itu rumus mencari kolor eh, kalor.

Belom sampe gerbang sekolah, gue berhenti lari. Bentar, kayak ada yang merhatiin”?
“Ah, perasaan aja.” Putus gue sambil lanjut lari pelan,

“Kak!”

“Hah? Eh, maksudnya, eng, iya?” gue kaget. Loh? Anak ini??

“Hehehe.. saya lucu.”

Hah? Maksud banget. Gue bengong, sambil liatin ini anak dari atas ampe bawah. Dandanannya, kayak badut.

“Eh, kamu! Mau masuk apa nggak, sih?” teriak pak Hasan dari balik pagar, gue nengok. “Iyah, pak. Bentarrr.”

“Eh, kamu bad… dut? loh? Kemana tu bocah?”

Gretekkkk.

Eeeee, sial. Gue telat beneran! Haaa poin gue numpuk dah!
“Paaaak, jangan ditutuuuupppppp!”
Kali ini gue beneran lari,gak mau kena resikobuat dikunciin didepan gerbang dan harus balik lagi kerumah gue yang jauh banget itu.

***

“Katanya, kalo ada orang diikutin anak kecil, dia bakal mati. Huahaha.” Celetuk Tata ditengah cerita gue yang lagi nyerocos didepan Ria, tapi faktanya, gue malah dicuekin.

“Jahat lo, Ta! Huh.”

Tata malah tambah ngakak. “Haha, bercanda, Put. Lagian lo ada-ada aja, pake segala diikutin anak kecil. Kurang kerjaan aja itu anak kecil ngikutin elo. Haha.”

Gue manyun. “Sial lo, Ta. Gak bercanda nih. Ya kalo mau mati ya mati aja kali.”

Jleb. Dada gue tiba-tiba nyesek, gak tau kenapa gue nyesel udah ngomong itu barusan. Mati? Bakal mati?

“Iya sih ya, buktinya Malik aja… eh.”

Gue diem. Kita semua diem. “Apa? Mau ngomong apa lo?” ucap Ria tiba-tiba, gue nelen ludah.
“Ga papa kok, Ri” sahut Tata pelan, raut wajahnya ketakutan. Ria diem lagi.

“Tapi kematian Malik emang aneh tau, serem banget.”

Oke, Tata ngajak ribut.

“Lo diem, bisa gak?! Gak usah bahas kematian Malik, Malik bukan topikbuat digosipin! NGERTI GAK, LO?!!”

“Ri, udah. Udah. Oke.” Gue coba nenangin Ria. Dan ternyata percuma, dia malah nangis.

“Gue gak papa kok, Put. Tenang aja.” Ucap Ria lirih, gue ngangguk. Dan sekarang, pikiran gue melayang. Lagi-lagi bayangan itu terpeta jelas di pikiran gue. Malik, mention itu, Its Joker, anak kecil berpenampilan badut. Ah…

“Badutt?!” pekik gue refleks. Pas gue sadar, anak satu kelas lagi ngeliatin gue.

“Putri gila, yah?”

Enak aja gila, gue sarap!

“Eng, nggak kok. Tadi gue latah. Sori..” gue beralasan. Pikiran gue gak jelas sekarang, campur aduk. Gue aja bingung sekarang harus mikirin yang mana dulu. Eeee.

“Put, lo gak papa?” Tanya Jannah sambil nepuk pundak gue dari belakang. Gue gak nengok, Cuma menggeleng pelan.

Joker? Boneka badut yang kayak setan itu, kan? Anak kecil tadi? Kayak badut? Tapi, tapi dia lucu. Mana ada hubungannya sama acc ItsJoker? Ah, mungkin gue terlalu banyak pikiran. Tapi..

“Eh, denger berita tentang kematian anak SMA sebelah, gak? Itu loh, SMA swasta yang dibelakang sekolah kita, katanya dia ditemuin mati dibelakang sekolah, terus tubuhnya berantakan. Katanya sempet diperkosa dulu sama yang bunuh, hiii. Serem, ya?”

Gak sengaja gue denger percakapan itu, abis kedengeran jelas banget sih, mereka disebelah gue, gue malah ikut nguping.

“Iya, denger kok. Dia orang Semper, kan? Kasian. Padahal cantik loh. Ckck. Siapa namanya? Gue lupa?”

“Iya, tapi dia nakal sih. Cuma kayaknya, matinya aneh deh. Tragis banget. Ckck. Kalo gak salah, namanya.. Nindy Agysta.”

Pembicaraan mereka terputus saat bu Elly negor.

“Kasian anak itu.” Ucap gue dalam hati.

***

Malem ini gue terpaku didepan notebook, baru aja nyelesain tugas TIK yang gue kirim lewat email. “Guru guru sekarang canggih ye, udah gak mainan kertas kalo ngasih tugas, ckck.”. Gue ngeliat jam weker kecil yang lagi asik nangkring di atas meja belajar. Hah? Cepet amat udah jam 11 aja.
“Hoaam..” gue nguap sambil ngelempar diri diatas kasur. Tangan gue pas banget ada diatas HP. Hep, langsung gue ambil HP kesayangan gue itu, mau ngapain yah? Buka twitter?
Gue coba buka twitter, liat-liat tweet yang ada di timeline, gak ada yang seru ah. Pas suasana sepi kayak gini, pikiran gue suka banget terbagi, gak jelas. Oh iya! Gue jadi kepikiran cerita temen gue tadi, anak SMA sebelah yang meninggal karena dibunuh. Iseng ah.

@puteesarapes: Belakangan ini banyak yang berduka. Astagfirullah, yah. Gue jadi inget mati.

Hihihi. Iseng banget, yah? Gue senyum-senyum sendiri abis nge-tweet itu, dan baru aja sadar, gue kan juga baru kehilangan sahabat sendiri? Sahabat gue juga baru aja meninggal. Ckck.
Eh, banyak yang mention! Buset, perasaan gue baru sehari gak buka twitter. Di paling atas, ada username Fitri nongol disitu, nanyain tentang tugas TIK, yang barusan aja gue kerjain. Gue lewatin. Terus ada mention lagi dari kakak kelas yang nyebelin, dih! Apaan sih ini orang. Gue lewatin. Gue teken tombol navigasi gue ke arah bawah. Klik.

Gue, kaget.

@ItsJoker: Mati? HAHA. Gue suka! Gue suka!! RT @puteesarapes: Belakangan ini banyak yang berduka. Astagfirullah, yah. Gue jadi inget mati.

Hah? Sumpah, sekarang gue nyesek. Bukan masalah tweet gue yang dia RT atau apa, tapi.. ah. Gak tau kenapa gue jadi parno sama acc ini, ini kan?

Sebentar, ini lebih ngagetin! Di mention ini ditulis keterangan waktu  acc ini nge-RT tweet gue, 11 Hours ago. 11 jam yang lalu? Heloo, gue nge-tweet itu kan baru beberapa menit yang lalu!
Gue cuma bisa diem. Mungkin ini cuma kesalahan penglihatan gue aja kali, ya? Iya, mungkin mata gue lagi capek. 1 minutes ago bisa keliatan jadi 11 hours ago. Mungkin. Tapi apa iyaaa?!
Gue coba natap layar HP gue lagi, masih di halaman yang sama. Tepat pada mention itu. Its Joker? Siapa dia? Dia juga yang waktu itu Malik ceritain, dan.. mention dia juga yang bener-bener bikin gue kaget. Sebenernya, ada hubungan apa dia sama Malik, sama gue, juga? Gue penasaran, coba liat profil twitternya.

Ketek. Twitternya di protect! Maksudnya apa coba? Tweetnya gak ada yang keliatan, yah, orang di protect. Followersnya? Kosong. Pantes, lagian sok ngartis banget protect twitter. Hih. Kenapa gue jadi kesel sendiri? Tujuan gue kan buat cari tau tentang acc ini. Hum, gue coba klik followingnya.

“Apaan nih?!”
Semua username di list followingnya gak ada yang gue kenal, bentar bentar. Coba liat lagi kebawah.
Ada beberapa nama yang kayaknya gak asing buat gue, apanih? Eh? @MichaelJackson? Oh, mungkin yang punya acc ini demen sama Maykel Jeksen. Pikir gue. Ada lagi! @AldaRisma? Hahaha. Apa-apaan sih ini acc! Terus banyak juga, @Virginia? Ini mah istri Saipul Jamil! @AnneAhira? Kok artis korea ada segala disini? Dia kan udah mati? Dan yang bikin gue nyesek juga, ada username Malik disitu. @MalikSRP. Pikiran gue lagi lagi ke bayangan itu, ah. Mention itu, kata-kata yang sama persis dengan kejadian yang Malik alamin. Semua yang Malik ceritain tentang ini, bikin gue, bener-bener penasaran. Sebenernya si Joker ini siapa?!!
Terus gue coba buat kebawah lagi, @AnasTasya? Ah! Gue kenal!! Dia kan mantan anak 10-7 yang meninggal gara-gara jatuh dari lantai 4 sekolah waktu itu. Gak tau bunuh diri atau karena apa, yah. Tapi ini, udah lama banget?

@HarisHirawling? Dia.. dia kan penulis favorit gue!! Tapi kan, iyah, dia udah meninggal 2 tahun lalu karena kecelakaan hebat waktu itu.
Bentar, disini ada banyak acc artis terkenal! Dan mereka semua, udah, mati.
@IfyAlyssa, @Ashillazhrtiara, @AgathaPricilla, @azizahsivia, @FebbRastanty, lah? Ini kan personil Girlband Blink yang ngetop banget jaman gue SMP itu, sedangkan mereka sendiri udah ngilang entah kemana. Kabar terakhirnya, mereka dibunuh.

Dan nama terakhir yang gue kenal, astaga.. @NindyAgysta. Gak perlu gue pikirin lagi, dia.. baru meninggal kemarin sore menurut cerita anak-anak sekelas tadi. Berarti, semua yang di follow sama acc ini, orang-orang yang udah, mati?

Pluk. HP gue jatoh gitu aja ke karpet. Untung ke karpet, gue gak peduli. Malah jadi kepikiran sama nama-nama yang ada di list following itu, gue nyesek. "Dan itu artinya, kematian Malik ada hubungannya sama acc ini. Tapi, dia ini siapa?"

Tring.

Tiba-tiba layar notebook gue kembali nyala. Gue gelagapan. Sebentar, perasaan tadi udah gue matiin? Dan, kok... layarnya?

List following si acc setan itu nongol di layar notebook gue! Apa-apaan nih?
Bentar, bentar.

“Ada nama gue di list followersnya!!” pekik gue nyaring saking kagetnya.

BRAK!

Gak sadar, gue dorong itu notebook dengan kasar. Sekarang gantian, gue liat layar HP gue yang kedip-kedip diatas karpet. Dan sekarang, gue bisa liat dengan jelas semua tweet acc itu. Barusan aja dia mention gue.

@ItsJoker: @puteesarapes Tidurlah, tidur yang nyenyak. Gue bakal nemenin lo malam ini yaaaa.
Prakk. Itu HP gue lempar ke tembok, cashingnya mental-mental gak tau kemana. Gue langsung loncat ke atas kasur, nutupin diri sama selimut, dan meluk semua yang bisa gue peluk. Gue takut. Gue takut. Sebentar, ini apa? Gue meraba-raba ke permukaan yang gue sentuh. Dan sekarang juga lagi gue peluk. Apaan, nih? Kok ada kusut-kusutnya gini? Kayak boneka? Ada mata, idungnya juga? Eh! Gue kan gak punya boneka bentuk orang, hiy.. Serem abisnya. Terus ini apaan? Gue buka selimut, dan coba liat apa yang gue pegang sekarang ini.

“HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!”

***
“Lo, harus percaya!” ucap gue sambil nyamain posisi gue sama Ria.

“Gue- gak percaya.”  Jawabnya tegas, gue malah terus ngejar.

“Lo harus percaya! Semalem gue liat sendiri acc itu, acc itu emang aneh banget, Ri. Lo mesti tau,”

Raut wajah Ria mengeras. “Gue gak peduli. Udah kenapa, sih?!”

“Tapi itu acc emang aneh, Ri! Lo harus tau, gue ngeliat sendiri mention dia ke Malik lewat acc itu! Gue yang liat sendiri Malik meninggal itu kayak apa! Dan itu semua…” gue gak sanggup nerusin kata-kata gue sendiri, setiap inget itu, gak tau kenapa dada gue nyesek.

“Apa? Lo mau ngomong apa lagi? Jadi lo pikir lo tau semuanya gitu tentang Malik? Sampe-sampe masalah kematiannya pun harus lo urusin sebegininya? Malik itu meninggal karena emang udah takdir, Put. Gak usah deh lo ngarang-ngarang berita yang gak jelas sumbernya itu, dengan berbagai khayalan lo yang entah kemana alurnya, malah bikin gue bener-bener kesel. Gue gak mau kematian Malik dijadiin gosip murahan anak SMA nantinya. Dia, sahabat kita.. lo ngerti dong!”

Ya ampun. Gue gak nyangka Ria bakal semarah itu. Dan sekarang gue bingung, harus gimana buktiin kalo acc itu emang aneh.
Cling. Ah iya! Gue kasih liat sendiri aja semua mentionnya itu.

“Ri, gue ada bukti.” Seru gue pas Ria udah mulai tenang. Ria gak ngejawab, tapi kayaknya dia nunggu gue buat lanjut ngomong.

“Lo bisa liat sendiri semua mention dari itu acc ke gue sama Malik.” Ucap gue mantap. Ria ngelirik sinis ke gue. Gue tarik napas. “Nih,”
Sambil mencet kipet HP, perasaan gue gak tenang. Deg-degan. Tring.
“Bentar, gue kasih liat mention dia ke Malik. Ntar gue jelasin dimana anehnya..” gue semangat banget, saking semangatnya, jari gue lincah ngetikin tombol HP. Udah sampe di kolom search, gue tulis ‘MalikSRP’. Tring. Muncul deh tuh mention-mention yang masuk ke twitternya Malik. Ge coba arahin halaman itu sampe ke bawah. Lah? Kemana? Ini mah mention udah dari beberapa minggu yang lalu.
“Mana? Dia mention apa ke Malik?” tiba-tiba Ria malah jadi nantangin.

Gue gelagapan.

“Eng, oke, mungkin udah diapus disini. Atau.. karma udah lama kali, ya? Jadi ilang gitu? hehe. .”

“Oh ya?”

“Oh iya Ri, dia juga semalem mention gue! Kali ini gak mungkin ilang.” Jari gue mencet dengan lancer lagi, lari ke kolom mention gue sendiri. Ah, sial! Kemana ini??
Ria tambah ngelirik sinis, oke, gue bego banget disini.

“Kita liat accnya langsung!” ga pake lama, gue tulis nama Its Joker.

No Tweet results for ItsJoker.

“Aaahhh! Apa-apaan sih ini?! Ri, lo harus percaya! Semalem tuh dia aktif di twitter! Bentar, kita coba lagi ya. Mungkin gue salah tulis username tadi.”

“Halah, udah yah. Gue pergi dulu.”

“Tapi Ri…”

“Enough! Please, Put. Gue udah agak tenang sekarang, gue mau coba gak sedih lagi. Tapi kenapa lo kayak gini sekarang? Sekarang terserah lo, gue gak peduli sama semua cerita lo itu..”

“Tapi Ri, gue cuma..”

“Oke, gue kebelet. Bye, Put. Sorry.”

“Gue cuma, takut.”
Ria udah jauh, gue tarik tali tas selempangan yang gue pake, dan ngambil sesuatu didalamnya. “Sebenernya, lo itu siapa? Ha?!”
Disitu, gue ngerasa gila. Ngomong sendiri sama benda mati, boneka yang gue temuin semalem. Gue tau ini bukan boneka biasa. Aneh, kan? Kalo tiba-tiba boneka ini ada didalem tas gue.

“Gue harus cari tau siapa sebenernya Its Joker itu! Harus. Gue gak mau diterror terus kayak gini.”

***

Dari ba’da maghrib tadi, gue Cuma diem aja di kamar. Gak tau harus ngapain sekarang, gak ada yang bisa bikin semangat buat ngelakuin sesuatu sekarang ini. Dan konyolnya, gue trauma buat buka twitter.
Tapi karena rasa penasaran gue sama acc aneh itu, gue coba buat beraniin diri. Nekat, gue buka twitter juga. Pelan-pelan gue liat tweet yang ada di TL, semua tweet biasa. Gak ada yang aneh. Gak tau gue dapet keberanian darimana, gue iseng-iseng nge-tweet ini.

@puteesarapes: @ItsJoker Eh, lo sebenernya siapa sih?

Tweet!
Oke, perasaan gue mulai gak enak. Yah, kok gue bego amat? Sok berani banget sih, Put. Aaa! Gue lari ke profil, niatan mau ngapus tweet gue yang barusan. Lah? Kok malah kebuka kolom mention?

@ItsJoker: Ketemuan yuk, sekarang juga gue tunggu di PIM. Oke, manis. RT @puteesarapes: @ItsJoker Eh, lo sebenernya siapa sih?
(15 minutes ago)

Gue syok, tuh kan! Tuh kaaan! Belom ada semenit gue apdet begitu, tapi kok?
Rasa bingung gue cuma bertahan sebentar, gue langsung berdiri. Entah keberanian dari mana, gue langsung ambil tas cangklek (?) hitam kesayangan gue itu, terus jalan keluar.

Tap.
Langkah gue terhenti. Gue nengok ke belakang, boneka itu.. ngeliatin gue?
Oh, iyah. Mungkin lebih baik, gue bawa boneka itu.
“Gue harus tau siapa itu si Joker, pokoknya harus tau!”
Gue coba ngendap-ngendap keluar rumah. Malem ini malem Jum’at, nenek gue lagi pengajian rutin di rumah tetangga. Bagus! Berarti gue bisa gampang keluar malam ini. Gue keluar rumah, langitnya gelap, udah malem? Gue gak peduli. Emang dasar gila, PIM itu jelas-jelas jauh dari rumah gue! Itu kan di Selatan, sedangkan gue di Utara. Mau jam berapa sampe sana? Bego.

Bis gede yang ngebawa gue malem itu jalan merayap. Gue gak tau kenapa ini kota Jakarta makin malem makin sumpek aja, kalo gini caranya, kapan gue bisa sampe? Masih jauh, woy. Hh. Gue mulai kesel, masih ngerasa aneh sebenernya gue dapet keberanian ini darimana. Ngiung ngiung ngiung.

Suara ambulan? Ada apaan sih? Gue lirik ke orang yang ada di sebelah gue. Dia lagi asik tidur. Padahal kan mau Tanya itu di depan ada apaan. Huh. Pas bis yang gue naikin udah mulai jalan lancer pelan-pelan, gue coba ngelongok ke jendela. Penasaran ada apaan diluar sana. Ternyata emang rame! Ada yang baru aja kecelakaan disitu. Ada bangkai motor yang udah hancur, sama container pengangkut barang dibelakangnya. Wah, kecelakaan ini mah. Gue balik duduk.
Sekarang jalanan udah lancar, jalan yang macet tadi udah dilaluin, sekarang jalanan lengang banget. Dari pada bete, gue ngotak-ngatik HP. Dan tiba-tiba aja jadi keinget Ria, gue coba telfon dia.

“Hallo..”

“Hey, Ri! Emm,”

“Kenapa, Put?”

“Eh? Kok rame banget? Lo lagi dimana?” lanjut Ria lagi.

“Gue, di Bis, Ri.”

“Ngapain??”

“Mau, ketemu sama Joker. Hehe.” Jawab gue tanpa punya beban apa-apa. Dari situ, gue denger Ria ngomong panjang lebar, tapi kurang jelas karna gue ngejauhin HPnya. “Apaan sih ni anak? Ckck.”

“Eh? Kenapa nih?” suasana dalam bus jadi rame, semua pada teriak-teriakan gak jelas. Gue sendiri gak tau kenapa. Daritadi kan gue telfonan sama Ria.

“Kenapa, sih?”

Tiba-tiba jalan bis ini jadi gak jelas, belok kesana kemari. Gue mual! Uek.

“SUPIR BEGO! SERIUS DONG? BAWA MOBIL YANG BENER!” gue liat ibu itu marah-marah sama supirnya. Gue malah sibuk nahan mual.

“REMNYA BLONG!”

Hah?! Semua orang di dalem bis teriak-teriak gitu, gue yang jadi panik ikutan teriak, nyoba buat keluar dari tempat duduk gue yang sekarang, semua penumpang berebutan ke depan pintu, berharap bis ini berhenti dan mereka bisa turun dengan selamat. Oke, sekarang gue harus tau, rem bis ini blong! Gue nyelip diantara penumpang lainya, mencoba meraih gagang pintu depan. Gue bisa liat sendiri, bis ini nabrak separator busway dengan sempurnanya. Boneka Joker itu! Sekarang ada ditangan gue, menyeringai lebar.

BRAKKKKKK!

***

Author P.O.V

“Kecelakaan bus malam ini membuat semua penumpangnya meninggal dunia. Karena setelah tertabrak, bis ini langsung terbakar. Mungkin karna gesekan antara badan bis dan halte Trans Jakarta malam itu.”

Gadis itu, memperhatikan seluruh pemandangan di hadapannya dengan lemas. Tidak pernah menyangka ini semua terjadi, pemandangan yang baru saja dilihatnya beberapa hari yang lalu terulang kembali.

“Gue bego! Sahabat macam apaan gue ini?!!” pekiknya diantara keramaian malam itu.


Ria P.O.V

Gue takut hal-hal berikut ini:

Boneka. Gue takut banget suatu saat mereka tiba-tiba hidup. Gue takut mereka tiba-tiba jalan-jalan santai di kamar gue. Gue takut mereka tiba-tiba buka-buka kulkas di dapur dan ngabisin es krim gue. Gue takut mereka sebenernya... jahat.

Kematian. Gue takut banget. Gue benci banget. Gue benci kalo 'dia' ngrebut orang-orang yang gue sayang. Kalo direbut secara fisiknya sih nggak masalah, tapi kalo jasmani juga? Kalo mereka pergi ke Alaska atau ujung dunia lain sih gak apa-apa. Biarpun nggak bisa ketemu, tapi ada kejelasan kalau mereka 'ada'. Kalo meninggal? Mimpi aja belum tentu ketemu.
Dan gue makin benci setelah 'dia' rebut Malik sama Putri dari gue. Rasanya pengen gue tusuk make jarum pentul.

Kereta. Ini aneh. Gue gak pernah naik kereta, tapi gue takut sama kereta. Gue takut karena kalau orang ketabrak kereta, pasti tubuhnya ancur kayak abis dimutilasi. Beda banget sama ketabrak truk, paling kepalanya bocor. Kereta? Udah kaya dimutilasi–gue udah bilang sebelumnya.
Dan entah kenapa gue jadi ngerasa makin horor sama rangkaian gerbong itu.

***

Klik. Klik. Klik.

Entah udah berapa kali gue nge-klik tikus berkabel itu. Entah udah berapa kali gue nge-search pemilik akun kepet yang diceritain Putri beberapa minggu yang lalu. Tapi hasilnya sama aja. Nihil. Hampa. Kosong. Gak ada.

Ngeselin?

Banget.

Di satu sisi, gue nggak percaya kalo kedua sahabat gue itu pergi gara-gara kena mention dari si Joker itu. Hey, gimana bisa? Apa mentionnya itu something like... sinyal? Pertanda? Seperti foto di film Final Destination 3? Oh, dear.. Gue ngerasa jadi Wendy.

Di sisi lain, gue penasaran juga. Tapi setelah gue search sampai PC gue bosen, tetep aja nggak nemu akun itu. Ampun deh.

Gara-gara bosen, gue iseng-iseng buka daftar mention. Nggak ada mention baru. Ah, mention ke sepupu gue deh..

Lo msh suka main detektif2an kan? @gabrielstev

Nggak berapa lama, dibales sama dia.

Udah rada males sih, knp? RT @rialohasarap: Lo msh suka main detektif2an kan? @gabrielstev

Bantuin gue yaa? Plisssss menyangkut nyawa nih! RT @gabrielstev: Udah rada males sih, knp? RT @rialohasarap: Lo msh suka ma

Lebay lo :p iyadeh ntar weekend gue ke rmh lo RT @rialohasarap: Bantuin gue yaa? Plisssss menyangkut nyawa nih! RT @gabrielstev: Udah rada males sih,

Baru aja mau bales, ternyata nyokap udah ada di belakang gue, sambil berkacak pinggang.

"Udah malem, matiin komputernya, trus tidur."

Gue narik napas panjang. Abis ngeiyain, nyokap keluar kamar, dan sebagai anak yang baik, gue turutin kemauan beliau.

***

Gue benci jadi orang pikun.

Begitu sampai kelas, gue baru inget kalo gue belum ngerjain PR Fisika. Dan, gue yakin Putri pasti udah ngerjain! Dan menoleh lah gue ke bangku belakang.

"Put, pinjem PR Fis..."

Sedetik, gue diem. Kayaknya ada yang aneh.

Lima detik, gue bingung. Ada yang hilang, yah?

Sepuluh detik. Nyesek.

Bangku itu kosong.

Ya Tuhan...

Udah dari seminggu lalu gue kayak gini terus. Lupa kalo Putri udah nggak di situ lagi. Lupa kalo bangku itu udah kosong sejak seminggu yang lalu. Juga bangku di sebelah gue ini–bangkunya Malik.

"Ri, pasti belum ngerjain Fisika, kan?"

Gue kaget. Dengan cepat gue menoleh ke belakang. Ternyata Tata. Sial, gue kira dia Putri. Abisan pasti Putri nanya gitu ke gue.

"Belum, Ta. Pinjem, ya?" sahut gue sambil nyengir-nyengir kepaksa.

Tata senyum, lalu nyodorin bukunya yang bergambar Albert Einstein. Niat banget nih anak buat bukunya. Ckck. Akhirnya dengan cepat gue nyalin jawaban di buku Tata. Lima menit kemudian, selesai.

"Nih majalah titipan lo, Ri."

Kali ini gue noleh ke sebelah kiri. Ada Memey yang nyodorin majalah ke gue. Hihi, gue emang suka nitip majalah ke dia. Abisan, rumah dia deket sama yang jualan sih.

"Oh, thanks, Mey. Nih duitnya.." Gue nyodorin selembar ceban dan ngambil majalahnya lalu liat jam. Lima menit sebelum bel masuk. Huh.

Iseng, gue buka halaman demi halaman. Wew. Ada Taylor Swift-nya, coy. Segera gue oper tuh majalah ke sebelah kanan.

"Lik, liat deh ada Tayl..."

Gue bengong lagi.

Sumpah. Gue kayak orang gila, ngomong-ngomong sendiri. Padahal udah jelas-jelas bangku sebelah gue itu kosong. Gue ngelirik Tata sama Memey yang ngeliatin gue dengan pandangan iba.

Sial. Gue benci sifat pikun gue.

***

"Jadi lo curiga yang punya akun Its Joker itu yang ngebunuh Malik sama Putri?" tanya Gabriel.

Gue ngangguk, nelen nasi goreng. "Tapi dia cuma sebagai simbolik. Lo tau maksud gue, kan? Dia cuma ngasih pertanda aja gitu, trus selanjutnya ya kayak gitu deh."

"Tapi gimana bisa? Masak yang punya akun itu punya kemampuan kayak Mama Lauren gitu? Bisa ngeramal apa yang bakal kejadian? Immposible deh kayaknya, Ri. Secara gitu, dia kan nggak kenal Malik sama Putri."

Gue cuma ngangkat bahu. "Tau, lah. Gue juga rada-rada nggak percaya sih sebenernya." Setelah nyeruput es teh, gue liat ada bus di kejauhan sana. Mak, feeling gue nggak enak. Kayaknya si sopir bus itu nggak dalam kondisi yang baik. Akhirnya gue nyikut Gabriel.

"Yel, liat deh bus itu." Gabriel ngikutin arah telunjuk gue.

"Emang kenapa? Yang gue liat, tuh bus over capacity, banyak banget penumpangnya."

Gue baru sadar tentang hal itu. Bus itu emang penuh banget. Tapi yang bikin ganjil tuh bukan hal itu! "Sopirnya, Yel. Dia kayak ngantuk gitu.. Gimana kalo busnya..."

TIIIIINNNNNNN!
BRAK!

"...tabrakan?"

Gue cuma bengong. Astaga. Gue lirik Gabriel, tuh cowok keliatannya shock.

"Ri? Lo nggak sengaja ngomong gitu, kan?" tanya Gabriel setelah nyikut gue.

Gue nengok, lalu menggeleng. "Ya enggak, lah! Gue cuma ada feeling aja kalo tuh bus bakal tabrakan, lo liat sendiri kan kalo sopirnya tuh hampir kepentok setir mulu?" Gue udah hampir nangis. "Yel, pergi dari sini, yuk." Tanpa nunggu Gabriel jawab, gue langsung tarik tangan dia, pergi dari situ.

***

"Ri, cek twitter deh, cek mention, kali aja lo dapet mention dari si joker, hihihi.."

Pluk.

Gue lempar boneka kecil di sebelah gue ke Gabriel. "Sialan lo. Jangan nakut-nakutin gue, deh!"

"Hehehe sori.. Abisan lo kayak berubah bengong gitu sejak liat kecelakaan tadi. Biasanya kalo udah buka twitter, lo bakal senyam-senyum gak jelas gitu."

Gue senyum dikit. "Itu dulu, kalo dapet mention ngawur dari Putri atau Malik.. Huh. Tapi, gue coba aja deh.."

Akhirnya, gue ambil HP gue di meja, log in twitter. Liat timeline, huh pada ngebahas artis Korea. Cek mention... astaga. Mata gue langsung melebar saking kagetnya. Di situ, terpampang jelas, bahkan kayak bercahaya paling terang,

@ItsJoker gue liat sopirnya ngantuk, berkali-kali hampir kepentok setir, gue takutnya bus itu.... tabrakan.

Secara refleks gue nyubit lengan Gabriel sampe tuh cowok ngejerit.

"Lo apa-apaan, sih, Ri?! Sakit tauu.." protesnya.

"Yel, baca ini, cepetan!" Gue nodongin HP gue yang masih dengan jelas nampangin daftar-daftar mention.

"Yang mana? Mention? Mention dari siapa yang musti gue baca?" tanya Gabriel.

"Dari si joker! Yel, gue musti gimana...?" Gue mulai putus asa. Hampir nangis, lagi.

"Joker? Yang mana, sih? Mention-mention lo cuma dari Memey, Tata, Rani, Ridya, dan yang lain. Nggak ada tuh yang dari Joker. Ah ngaco luuu.."

Hah? Gue liat lagi layar HP gue. Bener. Mention itu udah ilang. Padahal sumpah demi apa juga gue nggak ngehapus tuh mention!

Dan kalo gak salah, mention itu masuk tiga puluh menit yang lalu, beberapa menit sebelum bus itu kecelakaan.

***

"Tumben lo beli nasi bungkus, Ri." celutuk Tata saat gue duduk di sebelah dia.

Gue cuma nyengir. "Pengen nyoba aja, dulu Putri sering minta gue buat beli ini, tapi baru sekarang gue inget, hihi."

Gue liat Tata cuman geleng-geleng kepala.

Lima menit kemudian, gue selesai makan. Abis minum, gak sengaja mata gue liat gambar di koran bekas bungkus nasi tadi.

Siswa SMA meninggal setelah dianiaya seniornya.

Entah dapet dorongan dari mana, gue beber lagi tuh koran.

Diketahui korban bernama Jo Kertanegara, siswa SMA Bina Persada (16). Menurut penuturan saksi mata, Sutisna (46), saat itu korban sedang mengerjakan sesuatu dengan laptop miliknya saat keempat seniornya menghampirinya. Dan terjadilah peristiwa naas itu, korban dianiaya sebelum akhirnya laptop dan uangnya diambil oleh para senior tersebut. Korban meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Jo.. Kertanegara? Jo..ker?" gumam gue nggak jelas.

"Hah? Apaan, Ri?"

Gue langsung nengok ke arah Tata. "Hah? Nggak kok, bukan apa-apa. Err.. Gue ke toilet dulu ya, Ta. Duh kebeleeet..." Gue ngibrit ke toilet, ninggalin Tata yang keliatannya masih bingung.

***

Sampai di toilet, gue langsung ambil HP, browsing. Masuk ke Google, gue coba search Jo Kertanegara.

Hasilnya, tentang tragedi bully itu. Menurut semua info yang gue dapat, sebelum si Jo itu dirampok, dianya lagi main internet. Nggak jelas juga apa yang dia mainin di internet. Yang jelas si Jo itu meninggal waktu main internet. Dan dia lagi megang boneka mirip badut. Boneka yang mirip sama bonekanya Malik sama Putri.

Dari situ gue mulai sedikit merasa merinding. Kok bisa samaan, sih? Cuma kebetulan atau... takdir?

Cek twitter aja, deh. Liat TL, pada ngeluh soal pelajaran. Heuh. Cek mention... sepi.

Eh, eh. Ya ampun. Mention yang semalam ilang, yang dari Joker, ada lagi! Dan mention itu dari kemarin. Padahal kemarin ilang! What the...?

Ada satu mention lagi. Dari akun yang sama.

@ItsJoker jangan sekalipun cari tau tentang gue. Atau lo bakal sama kaya temen2 lo.

Brak!

Gue langsung lari ke kelas. Gila! Kaki gue rasanya lemes banget. Takut.

***

Malamnya, gue berniat mau ngerjain PR. Gue lagi nganggur, karena biasanya jam segini gue main twitter. Kenapa nggak main twitter aja? Gue trauma. Pertama kalinya dalam beberapa bulan ini, gue pengen sifat pikun gue kambuh. Uh.

Waktu gue buka tas buat ngambil kotak pensil, gue nemuin benda itu. Boneka Joker. Boneka yang jelek banget dan entah kenapa bisa masuk ke tas gue. Siapa yang naro di situ? Masa iya...?

Mampus.

Pertanda apaan, nih? Kenapa perasaan gue nggak enak kayak gini? Bukan, ini bukan perasaan waktu nerima kenyataan gue di DO gara-gara nggak sengaja makan jatah makan siang wali kelas gue gara-gara pikun. Gue bener-bener nggak bisa tenang.

Sekian lama gue cuma ngeliatin tuh boneka. Senyumnya ituloh, kayak orang nggak pernah kesusahan aja. Lebar banget. Kalo dia mangap, bisa kali kepala gue masuk ke mulutnya.

Tiba-tiba boneka itu ngebuka mulutnya pelan-pelan. DAMN! Gue lempar tuh boneka ke pojok kamar, gue langsung cabut ke kamar nyokap.

***

@ItsJoker gue trauma sama jembatan penyebrangan. Takut kalo2 gue jatoh trus ketabrak kendaraan yg lewat di bawahnya.

Begitulah kira-kira isi mention dari akun sialan itu di siang hari yang mendung kayak gini. Sialan. Gue langsung merinding. Gue langsung waspada. Gue nggak bakal lagi ke jembatan penyeberangan! Gue nggak mau kejadian kayak di mention itu kena ke gue!

Pulang sekolah, gue jalan-jalan sama Tata sama Memey. Nggak jelas juga nih mau ke mana. Yang penting mah jalan aja.

"Eh, nyebrang yuk! Beli batagor di sana tuh!" Memey nunjuk-nunjuk tukang batagor yang ada di seberang jalan.

"Nyebrang? Gue kan nggak bisa nyebrang, Mey..." sahut gue.

"Ya elah, Ri. Tuh kan ada jembatannya, kita lewat sana aja." Tata nunjuk jembatan penyeberangan sekitar sepuluh meter dari tempat kami.

Gue liat jembatannya. Entah kenapa, gue jadi keinget mention dari si Joker. Nggak. Gue nggak mau lewat sana. Mending ketabrak di jalan, kepentalnya nggak jauh-jauh, beda sama kalo jatuh dari tuh jembatan. Udah jatuh, ketabrak, mentalnya jauh pula. Ck.

"Ayo, Ri.. Keburu laper nih guee..." Memey langsung narik tangan gue ke jembatan itu. Waktu mau naik ke anak tangga kedua, feeling gue mulai nggak enak. Tuh jembatan kayaknya rada goyang-goyang kena angin. Nyeremin nggak, sih?

Waktu denger suara 'kretek' gitu, gue langsung narik tangan Tata dan Memey yang udah sampai anak tangga kelima. Sedetik kemudian, bagian tengah jembatan roboh, jatuh ke jalan, ditabrak busway. Belum berakhir sampai situ, potongan jembatan tadi mental ke arah...

"TIARAAPPP!" Gue langsung narik tangan Tata sama Memey, tiarap di trotoar. Potongan itu akhirnya menghantam tembok di belakang kami. Hampir aja...

"Ri, busway-nya, busway-nya!" Kali ini Tata bangun duluan, langsung nyeret gue sama Memey, menjauh dari situ. Terlambat lima detik, pasti kami bertiga ringsek dijepit busway.

Gue kesusahan ngatur napas, keringet dingin meluncur dari dahi gue. Gila! Hampir aja gue mati di sana!

***

"Udah berapa kejadian, Ri?" tanya Gabriel setelah gue curhat soal kejadian tadi siang.

"Baru tadi doang, sih. Tapi gue udah dapet mentionnya tiga kali. Duh, gue harus gimana, dong?"

Gabriel tampak berpikir. "Kayaknya lo harus sering-sering online twitter, deh. Takutnya–takutnya loh ya, bukan ngedoain–, ntar ada mention tapi lo pas offline, jadi lo nggak tahu apa yang bakal terjadi. Dan akhirnya... ya gitu, deh."

Gue manggut-manggut mendengar saran Gabriel. Kayaknya lumayan juga, sih, idenya. "Tapi gue nggak mungkin online selama dua puluh empat jam terus-terusan. Gimana, dong?"

"Nah, sebelum tidur, lo cek mention dulu. Bangun tidur, cek lagi. Kalo pas belajar di sekolah, lo online-in aja terus, selesai pelajaran, cek lagi. Gitu, ngerti?"

"Iya, ngerti. Tapi kalo gue matinya pas tidur, gimana?"

"Hush, nggak boleh ngomong gitu. Pastinya ada tanda-tanda atau mention dari dia sebelum kejadian, kan? Berarti lo sebelum tidur harus cek dulu. Gitu aja.."

Kali ini gue manggut-manggut, walau masih rada-rada nggak yakin juga, sih.

"Nak, kamu kalau nggak suka sama bonekanya, kasih ke orang lain aja, ya? Jangan dibuang ke tempat sampah kayak gini. Besok kasih ke Dek Tania aja, nih bonekanya." Tiba-tiba nyokap gue nyodorin boneka 'keramat' itu. Seketika gue liat tuh boneka nyengir ke arah gue. Mampus.

"Ri, boneka lo... serem." bisik Gabriel. Gue cuma bengong.

***

@ItsJoker jangan pikir semuanya selesai. Ini baru awal, awal petualangan lo.

Gue cuma narik napas panjang waktu inget mention itu. Hari ini kayaknya gue sial banget.

Pertama, waktu mau nyebrang jalan ke sekolah–dan gue takut banget kalo disuruh nyebrang–tiba-tiba aja ada motor ngebut–nggak tahu arahnya dari mana–mau nabrak gue. Untung gue cuma hampir ketabrak. Tapi akhirnya motor itu ringsek nabrak pohon di sebelah gue.

Kedua, gue baru keluar dari toilet, ngelewatin lorong yang sepi banget. Waktu jongkok mau benerin tali sepatu, koin cepek punya gue meluncur dari saku. Karena duit sejuta nggak bakal jadi sejuta kalo tanpa cepek, akhirnya gue kejar tuh koin. Begitu gue maju dua langkah,

BRAK.

Gue nengok ke belakang. Pot segede gaban hancur di sana. Gue dongak. Mata gue langsung melebar begitu liat ada bayangan di sana. Cuma sekejap, karena bayangan itu langsung ilang. Penasarannya langsung ilang waktu gue sadar gue nggak ketiban pot itu.

Kayaknya masih banyak hal-hal yang hampir bikin gue celaka, tapi karena gue pikun, ya gue lupa. Parah banget, deh.

Tapi untunglah, gue selamat dari semua insiden itu. Alhamdulillah, yah?

***

Seminggu kemudian...

Kalau dulu gue hampir tiap hari dapet mention, sekarang udah jarang banget.

@ItsJoker jangan harap bisa lari!

@ItsJoker gue bakal tetep ngejar2 lo, ke manapun lo pergi, ngga bakal ada tempat sembunyi!

@ItsJoker hati2 kalo nglakuin apapun, inget gue ttp ngawasin lo!

Dan berbagai mention ancaman lainnya. Berasa diteror. Eh, udah diteror yah? Yah iyadeh..

Tapi selama seminggu ini, jarang banget ada mention. Mention yang terakhir itu gini:

@ItsJoker nggak kangen @MalikSRP sm @puteesarapes? Gue bisa ketemuin lo sm mereka.

Yang itu bikin gue keder juga. Gue kangen mereka..

Gue nengok ke atas lemari, tempat boneka Joker itu gue simpen. Nggak tega mau gue kasih ke Tania. Bocah kayak dia harusnya dapet barbie, Winnie the Pooh, Piglet, Stitch, Teddy Bear, atau Shaun the Sheep. Pokoknya nggak cocok banget sama boneka badut! Mana tuh boneka serem banget, lagi.

Boneka itu nyengir lebar, lalu kedipin matanya ke gue. Takut? Jelas. Tapi gue nggak bisa gerak. Nih badan kayaknya udah lengket sama tempat tidur. Gue sempet mikir kalo tuh boneka ngeluarin lem kuat lewat tatapan matanya. Tapi gue sadar, dia itu bukan boneka yang isinya lem, tapi boneka yang berisi kapas dan... teror?

***

Satu bulan kemudian...

Gue bebas! Akun itu nggak neror gue selama sebulan ini. Ini pertanda kalo gue udah aman? Semoga aja. Gue nggak yakin banget kalo gue udah bebas.

Hari ini, gue mau ikut nganter Gabriel yang mau ke Jogja. Gue bareng keluarganya dia. Gabriel katanya mau jenguk eyangnya. Sendirian aja, dia nggak mau ditemenin orang tuanya.

"Ri, lo harus tetep rajin cek mention, yah. Jangan langsung ngerasa lo bebas. Perasaan gue masih ada yang ganjel, belum plong gitu. Oke?"

Gue cuma ngangguk waktu dengerin nasihat Gabriel itu. Padahal gue udah jarang banget cek mention. Ya, karena gue pikun.

"Eh, aduh, gue kebelet. Titip ini ya! Gue ke toilet dulu!" Gue nyerahin dompet sama HP gue ke Gabriel, lalu ngibrit ke toilet.

***

Author P.O.V

Setelah keluar dari toilet, Ria berjalan kembali ke tempat Gabriel. Matanya mengawasi sekeliling.

Tiba-tiba ada anak kecil yang menarik-narik bajunya. Ria menengok.

"Ada apa, Dik?" tanyanya setelah menunduk dan menatap anak itu.

"Mama Cici ilang.. Hiks.." Anak itu mulai sesenggukan perlahan.

"Mama kamu? Tadi kamu kepisahnya di mana?"

"Di cana.." Bocah itu menujuk rel kereta. Lalu matanya membelalak. "Mama..!"

Ria terkejut saat melihat bocah itu berlari ke sana. Tanpa berpikir panjang, dia mengejar bocah itu. Mengabaikan peluit panjang tanda akan ada kereta yang lewat.

Saat berhasil menahan tangan si bocah, kaki Ria terkilir, tanpa sadar dia mendorong tubuhnya sendiri ke arah rel.

BRAK!

***

Gabriel menatap layar HP Ria yang menampakkan daftar mention. Di sana, seakan bersinar terang, sebuah mention mampir..

@ItsJoker hati2 kalo di stasiun, siapa tau lo mau brkt nyusul sahabat lo?

Mention itu masuk sekitar satu jam yang lalu. Saat Gabriel mengerti maksudnya, tampak mamanya berlari tergopoh-gopoh menghampirinya.

“Yel! Itu, Ria... ditabrak kereta!”

***

Tiga hari kemudian..

Gabriel menatap layar PC-nya dengan tatapan tanpa ekspresi. Keringat dingin meluncur perlahan dari pelipisnya, melewati rahangnya yang kokoh.

@ItsJoker mimpi ketabrak truk. Semoga ngga bneran tjadi ya?